(Singapura, 18/6/2013) Cedera adalah momok yang menakutkan bagi seorang atlet. Dirundung cedera membuat tentunya akan mengganggu performa di lapangan. Atlet juga bisa saja kehilangan kesempatan untuk bertanding yang artinya akan berdampak pada posisinya di urutan rangking dunia. Belum lagi rasa trauma yang secara psikologis akan menggerogoti kepercayaan diri atlet, meskipun ia sudah sembuh dari cedera.
Hal ini sempat dirasakan oleh Mohammad Ahsan, pemain spesialis ganda putra yang minggu lalu baru saja menjuarai turnamen Djarum Indonesia Open Superseries Premier 2013 bersama Hendra Setiawan.
“Pada saat mengalami cedera, jujur saja saya sempat kepikiran kalau nggak bisa pulih” lirih Ahsan
Sejak berlaga di Axiata Cup 2013 bulan Februari lalu, Ahsan sudah mengeluhkan soal cedera pinggangnya. Puncaknya setelah Australia Open Grand Prix Gold 2013, Ahsan terpaksa membatalkan sejumlah turnamen karena cederanya dirasa semakin parah. Ia bahkan sama sekali tidak diturunkan pada kejuaraan beregu campuran Piala Sudirman 2013.
Ahsan kembali ke kancah perbulutangkisan dunia dengan sebuah kejutan manis. Pada turnamen pertamanya setelah cedera, ia langsung menyabet gelar juara. Ditambah lagi Ahsan comeback di hadapan publiknya sendiri.
“Sekarang saya sih tidak terlalu memikirkan soal cedera saya. Semakin dipikirin, saya merasa cederanya semakin sakit, jadi dibawa enjoy saja” tutur pemain kelahiran Palembang, 7 September 1987 ini.
“Saat pinggang sakit, bukan berarti saya tidak latihan. Saya tetap latihan yang fokus di tangan, jadi tidak kosong latihannya” ungkapnya.
Sang pelatih, Herry Iman Pierngadi juga ternyata berperan besar bagi Ahsan dalam pemulihan cederanya. Ahsan mengaku kalau Herry begitu supportif dan terus membimbing Ahsan untuk bangkit.
“Pelatih dan teman-teman memberikan motivasi kepada saya, lalu ada juga psikolog yang membatu. Pelatih begitu perhatian, saya juga ingin balik lagi jadi pemain terbaik” jelas Ahsan yang bersama Hendra juga menjadi juara di Malaysia Open Superseries 2013.
“Saya mencoba memberikan rasa aman dan membangkitkan pede nya. Program latihan juga tidak dipaksakan, kalau tidak bisa selesai lebih baik istirahat atau terapi. Pokoknya bagaimana suasana latihannya nyaman. Sudah kelihatan percaya diri Ahsan meningkat pasca mengalami cedera” Herry menambahkan.
Merasa kondisinya makin membaik, setelah Djarum Indonesia Open Superseries Premier 2013 selesai, Ahsan langsung terbang ke Singapura bersama Hendra Setiawan guna mengikuti Singapore Open Superseries 2013. Unggulan kedelapan asal Malaysia, Goh V Shem/Lim Khim Wah akan menjadi lawan Ahsan/Hendra di babak pertama yang akan berlangsung besok, Rabu (18/6).
Sumber: PBSI
..................... _ _ _
^
apakah karena cedera itu, ahsan beralih ke Arc FB?
(Singapura, 19/8/2013) Kemenangan pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di Djarum Indonesia Open Superseries Premier 2013 ternyata sempat membuat rekannya "cemburu". Adalah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, pasangan ganda campuran rangking tiga dunia yang selalu menjadi andalan Indonesia di ajang bergengsi.
Tontowi/Liliyana yang langganan mempersembahkan gelar juara, tahun ini kembali gagal di kandang sendiri. Padahal keduanya begitu berjaya di negeri orang, termasuk membawa dua gelar All England pada tahun 2012 dan 2013.
"Pasti ada rasa cemburu. Dalam hati kami merasa 'harusnya kami juga berada di podium juara'. Tetapi bukan iri yang bagaimana, kami senang teman juara, sekarang ganda putra juga jadi andalan bersama ganda campuran" kata Liliyana ketika ditanya komentarnya.
"Kemarin waktu Hendra/Ahsan menang, sempat kepikiran juga, harusnya saya dan ci Butet (Liliyana) juga juara. Rasa 'cemburu' ini kami jadikan motivasi untuk lebih berprestasi lagi" tambah Tontowi.
Perjalanan Tontowi/Liliyana terhenti di babak semifinal setelah dikalahkan musuh bebuyutannya dari Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen.
"Lawan kami juga bukan pemain sembarangan. Mereka pemain bagus, sampai di final juga beri perlawanan kepada pasangan Cina. Ini menjadi pelajaran buat kami agar pertemuan selanjutnya bisa menang" tambah Liliyana.
Kali ini di Singapore Open Superseries 2013 Tontowi/Liliyana dan Hendra/Ahsan sama-sama kembali memburu gelar juara. Keduanya berhasil melewati rintangan pertamanya hari ini dan lolos ke babak kedua.
Sumber: PBSI
..................... _ _ _
---------------------------------------
MAN JADDA WA JADA
"Aku tetap akan menjadi aku.
Dan jika kamu lebih baik dari aku,
aku akan melihatmu,
belajar darimu,
hingga nanti aku akan menjadi aku yang lebih baik darimu dan lebih baik dari aku yang saat ini.
Karena aku adalah aku yang selalu lebih baik dari aku ataupun kamu."
Salam, Sang Pembelajar
Berfikir POSITIF
moga hendra tdk cepat pensiun.
hehe cepet apa lambat ya pelatnas hrs siapin MD pelapis apakah pasangan MD junior ato pun MD instan junior senior seperti ahsan/hendra.
klo ngeliat cara maen na ahsan/hendra yg cepet & sangat butuh konsentrasi tinggi... sangat2 sulit sekali tuk menggandalkan hendra hingga olimpiade di brasil. apalagi ahsan jg pny cedera di pinggang... jd siap2 aja, pasangan ini kemungkinan bsr tdk bs awet, pnjg umur sprti cy/fhf.
So do i starting like Moh. Ahsan & Hendra setiawan right now..
Melihat permainan Ahsan skrg sangat luarbiasa... di punya pukulan smash yg aneh (pronation-nya gak textbook) tp justru itu jd kelebihannya dan smash-nya jd susah ditebak sm lawa2nya. dia pukul bola sembari jumping jd bola dipukul saat peak-nya bgt hingga menghasilkan smash yg tajam terarah.selain itu dia sudah mulai berani bermain di depan dengan bloking2nya dan bermain net dg mulus dan peningkatan yg plng signifikan adlh mentalnya yg mulai stabil,gak buru2 dan sabar.
kl Hendra gak usah dibahas lg deh... gak akan habis kata utk bahas dia.. dia mah seorang legend, seorang dirigen,jendral dan pembunuh berdarah dingin di lapangan (one of the best front player in the business)
enjoy their game while it last... cheers
Kl utk menjelaskan dia pake raket ringan atw berat itu ada hubungannya sm hkm fisika dan itu biasanya masbro azis sm masbro mosky yg lebih faham utk menjelaskannya...
Tp mungkin gini ya.. selama ini kita terpaku pada satu asumsi yg blm tentu dan pasti yaitu utk menghasilkan smash yg keras harus pakai raket yg berat,dan utk main bloking,drive dan nett (pemain depan) pakai raket ringan. menurut sy selama tekniknya bener,powernya mumpuni dan skillnya bagus, seorang pemain tidak selalu menuntut raket yg berat atw spek khusus,selama pemain itu merasa nyaman dan cocok dg raket tertentu sy kira permainannya akan tetep bagus. Ahsan pake raket ringan karna mungkin dia merasa cocok dan nyaman sehingnga dia bisa menghasilkan smash yg keras dan tajam dan itu ditunjang oleh skill,teknik dan power dia yg udh sangat mumpuni.
atw mungkin raket dia ada pake powerizer ya...
-----------------------------------------------------------
setelah nonton beberapa kali slow motion cara smash ahsan, memang pronation dia agak aneh dan beda dr yg lain.. waktu smash stlah bola kena raket, follow trough lengan/siku dia itu gak ditekuk tapi lurus,sepertinya pukulan smash dia selain menggunakan wrist dia juga menggunakan tenaga lengan keseluruhan untuk menambah daya dorong laju cock..
asumsinya mungkin dg pronation ky gtu itu sepert memukul cock dg tenaga dan dorongan alat yg lebih panjang( karena siku gak ditekuk) itulah kenapa dg raket yg ringan smash Ahsan tetep kenceng bgt. IMHO.. CMIIW...
Last edited by highlander; 23 Jun 2013 at 22:47.
TEMPO.CO, Jakarta-Juara Indonesia Open Superseries dan Singapura Open 2013 Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan siap tampil habis-habisan di Kejuaraan World Championship Guangzhou, Cina yang akan berlangsung 5 sampai 11 Agustus 2013. Hendra mengatakan pertandingan akan berjalan dengan ketat sejak babak awal.
"Berbeda dengan kejuaraan lainnya, di World Championship persaingan akan merata," kata Hendra usai penyerahan bonus di Taufik Hidayat Arena, Jakarta, kemarin. Untuk itu, ia bersama Ahsan dituntut lebih fokus menjelang pertandingan.
Hendra mengatakan hasil evaluasi di dua turnamen terakhir, yaitu Indonesia Open dan Singapura Open, hal utama yang perlu dibenahi ialah di sektor kekuatan. Hendra yang sebelumnya berpasangan dengan Markis Kido mengaku merasa kelelahan dalam dua turnamen tersebut.
"Selama sebulan ini kami tingkatkan porsi latihan," kata Hendra.Pasangan ini pun mengatakan tengan membenahi sisi non teknis, yakni pengontrolan emosi. Caranya dengan saling mengingatkan dan menjalin komunikasi di lapangan.
Menurut Ahsan, mereka akan berusaha merebut kemenangan pada menit awal dan memasuki poin ke-15. Karena, kata dia, menit pertama penting untuk terus menekan lawan dengan cara menyerang. "Biasanya lawan akan grogi kalau ditekan sejak awal," dia berujar.
Momen krusial lainnya ketika sudah memasuki poin ke-15. Ahsan mengatakan saat-saat seperti itu jalannya permainan akan tergantung kepada strategi yang dipakai. Sebab, ketika memasuki poin 15 lawan berusaha ingin mencapai game poin lebih dulu.
Terkait dengan target, Hendra/Ahsan tidak memasang secara spesifik. "Setiap pemain pasti ingin menang. Tapi kami berusaha bermain optimal saja," kata Hendra. Ahsan berharap gelar juara di World Championship juga bisa direbut dari kategori lain.
Sementara itu, usai menjuarai Indonesia Open ganda putra Indonesia Hendra/Ahsan diganjar bonus berupa uang senilai Rp 119.793.000 dari One Team Foundation. Dengan bonus tersebut, keduanya berharap bisa mendapat prestasi lebih banyak lagi. "Bisa menambahkan motivasi kami," kata Hendra.
ADITYA BUDIMAN
Sumber: http://id.olahraga.yahoo.com/news/ah...111057857.html
..................... _ _ _
Peraturan Umum FTB dan Netiket FTB - Regulasi Umum dan Etiket dalam Berforum di FTB.
Regulasi Perdagangan Jual Beli - Tata Aturan Khusus Perdagangan Jual Beli di FTB.
Kritik & Saran untuk Mod/Admin - Saluran Aspirasi Member untuk Mengembangkan FTB ke arah yang lebih BAIK.
Laporkan Posting Bermasalah !! - Jangan terpancing emosi, biarkan Mod & Admin yang menyelesaikan.
^^^
Nggak pernah nyangka sebelumnya kalau ko hendra ternyata pakai BG65
Tarikan 30 tapi tanpa prestretch ya ?.
Leaving a racket unused for more than 3 days, is a crime against Badminton
No. 1 in MD world ranking..
Keep it up..
Gelombang Besar Ahsan/Hendra
Kamis, 27 Desember 2012 posisi
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tak
terdeteksi di halaman awal peringkat
ganda putra di situs resmi Badminton
World Federation (BWF). Lanjut ke
halaman kedua, nama mereka pun belum
ada, pun begitu ketika halaman
selanjutnya ditelusuri. Nama mereka baru
ada di halaman keempat, yang memuat
para pemain dengan peringkat 76-100
dunia, tepatnya di peringkat 78 dunia.
Ketika itu, Ahsan/Hendra yang baru
dipasangkan usai Olimpiade London 2012
ini belum menunjukkan perkembangan
permainan yang signifikan. Satu kali
semifinal (Denmark Super Series Premier),
satu kali babak 16 besar (Prancis Super
Series), dan satu kali perempat final (Hong
Kong Super Series) adalah hasil yang
dicatat Ahsan/Hendra dalam tiga turnamen
yang mereka ikuti di sisa tahun 2012.
Karena itu wajar banyak yang menganggap
kiprah Ahsan/Hendra hanyalah berupa
gelombang kecil di lautan yang tak akan
menggemparkan dunia.
Status Ahsan/Hendra sebagai gelombang
kecil di lautan pun terus berlanjut di
semester awal tahun 2013 meski mereka
memenangi Malaysia Super Series 2013.
Penyebabnya tak lain karena mereka tak
mampu menjadi juara di All England dan
malah tak tampil berpasangan di Piala
Sudirman 2013 karena Ahsan mengalami
cedera.
Kiprah kehebatan mereka baru terasa di
semester kedua tahun 2013. Dimulai
dengan menjuarai Indonesia Super Series
Premier 2013 di debut turnamen mereka
pasca cedera Ahsan, duet Ahsan/Hendra
terus mengamuk dan memenangi
turnamen-turnamen lainnya mulai di
Singapura Super Series, Kejuaraan Dunia
2013, dan Jepang Super Series secara
beruntun. Meski setelah itu performa
mereka agak menurun, namun tahun 2013
berhasil mereka tutup dengan sempurna
melalui titel juara BWF World Super Series
Finals 2013. Peringkat nomor satu dunia
pun berhasil mereka genggam di tahun ini.
Ahsan/Hendra yang masih berupa
gelombang kecil pada akhir tahun lalu kini
sudah menjelma menjadi gelombang besar
yang ditakuti oleh banyak orang.
Lalu, apakah Ahsan/Hendra meraih
kesuksesan ini dengan cara instan?
Jawabannya tentu tidak. Hendra memang
pemain papan atas dunia dan Ahsan sering
disebut-sebut sebagai pemain penuh
talenta namun mempersatukan mereka
bukanlah seperti matematika dimana
menambahkan lima dengan lima maka kita
akan mendapatkan angka sepuluh. Masih
banyak faktor-faktor lainnya di balik
kesuksesan mereka berdua sampai
kombinasi mereka menjelma menjadi
angka sepuluh dan dinilai orang sebagai
pasangan yang sempurna.
Yang pertama Hendra. Jelas sulit baginya
untuk menemukan motivasi untuk
berprestasi setelah ia meraih hampir
semua gelar bergengsi yang ada di dunia
bulu tangkis bersama Markis Kido mulai
dari berbagai turnamen super series
hingga titel juara dunia, dan meraih
medali emas mulai dari level SEA Games,
Asian Games, hingga Olimpiade.
Saat awal kembali ke pelatnas pasca gagal
lolos ke Olimpiade London 2012, kondisi
fisik Hendra sendiri berada dalam kondisi
yang tidak bagus. Staminanya merosot dan
bobot tubuhnya pun tidak ideal seperti
saat masa jayanya. Beruntung, Hendra
tidak kehilangan motivasinya untuk
berprestasi dan itulah modal utama Hendra
untuk membenahi semuanya.
Ia kembali berlatih lebih keras untuk
mengembalikan fisik dan staminanya. Ia
berlatih keras untuk membuat ideal bobot
tubuhnya. Ia berlatih keras untuk kembali
mempertajam tekniknya. Dan ia berusaha
keras untuk bisa berperan sebagai
pembimbing Ahsan mengingat porsi
dirinya dalam duet Ahsan/Hendra adalah
sebagai seorang senior, beda dengan porsi
sejajar yang dimilikinya saat berduet
dengan Kido.
Ahsan sendiri pun melalui perjuangan
yang tidak mudah. Ia hanya berlabel
sebagai pemain 10 besar saat berduet
dengan Bona Septano tanpa mampu
menapak ke level yang lebih tinggi.
Diputuskan berduet dengan Hendra yang
berlabel super star, jelas beban lebih besar
ada di pundak Ahsan.
Namun kembali motivasi untuk berprestasi
menjadi modal utama Ahsan untuk
mengatasi semua rintangan yang ada.
Ahsan berlatih keras untuk bisa menjadi
partner yang pas untuk Hendra. Ahsan
berlatih keras untuk mempertajam smes
andalan miliknya. Dan yang paling penting
Ahsan berusaha keras untuk menguatkan
mental dan bisa tampil percaya diri saat
berada di sisi lapangan yang sama dengan
Hendra.
Kini, di akhir tahun 2013 mereka telah
mereguk hasil kerja keras mereka. Status
sebagai ganda putra terhebat di dunia plus
puja-puji dari seluruh negeri mereka
dapatkan lewat perjuangan yang panjang
meskipun hanya memakan waktu yang
singkat. Tugas mereka setelah ini adalah
menegaskan bahwa mereka, Ahsan/Hendra,
adalah gelombang besar yang berbahaya
dalam waktu lama, bukan gelombang besar
yang muncul karena momentum sesaat lalu
kemudian reda.
-Putra Permata Tegar Idaman-