Taufik Hidayat Bangun Akademi Bulutangkis untuk Pembinaan Pemain Usia Muda
JAKARTA,(PRLM).- Pebulutangkis nasional asal Jawa Barat Taufik Hidayat akhirnya mewujudkan impiannya membangun sebuah akademi bulutangkis yang diperuntukkan bagi pembinaan pemain usia muda.
Taufik Hidayat Arena (THA) merupakan bentuk pengabdiannya di dunia bulutangkis jelang dirinya gantung raket pada Juni mendatang di Indonesia Open Premier Super Series.
"Keinginan untuk mendirikan akademi dan sarana prasarana bulutangkis ini tumbuh setelah menjadi pemain nasional dan menjuarai berbagai turnamen internasional maupun nasional. Terpikir, setelah semua gelar tersebut, apa yang bisa dipersembahkan untuk Indonesia. Lalu terbangunlah konsep THA ini," ujarnya saat soft launching THA Arena di Ciracas, Jakarta, Senin (10/12).
Menurutnya, ini merupakan hasil investasinya selama 16 tahun berkecimpung di bulutangkis Indonesia dan terhitung sejak 2,5 tahun lalu THA pun, kemarin akhirnya secara resmi dibuka untuk umum di atas tanah seluas 6.600 m2. "Ini merupakan bentuk dedikasi saya untuk bulutangkis, bukan hanya untuk Indonesia tapi juga dunia," ucap Taufik.
THA ini sendiri dibangun dengan konsep collateral and environmental design. Bangunan megah dua lantai itu memiliki konsep infinity yakni tidak memiliki sudut dengan tampilan futuristik. Bentuk bangunan yang infinity tersebut digambar sebagai perjuangan Taufik sendiri yang tak pernah putus dalam dunia bulutangkis.
Sebagai sebuah arena bulutangkis, THA memiliki delapan lapangan berskala internasional, yang dilengkapi oleh 10 kamar asrama bagi para atlet yang berlatih di THA, fitness center, athlete lounge, ruang serbaguna, lapangan basket dan kafe.
Semua sarana dan prasarana yang di support penuh oleh produsen peralatan bulutangkis Yonex itu lah yang akan menunjang akademi yang akan dibangun oleh Taufik.
Ada beberapa program yang telah dipersiapkan oleh THA mulai dari bulutangkis untuk kesenangan atau hobi yang ditujukan bagi masyarakat umum, hingga bulutangkis sebagai prestasi khususnya untuk pembinaan usia muda KU 14-18 tahun.
Untuk pembinaan usia muda yang kini digelutinya, Taufik mengaku berkerjasama dengan semua klub bulutangkis di Indonesia, termasuk klubnya SGS Elektric untuk melakukan pencarian bibit-bibit muda berbakat dari turnamen-turnamen tingkat nasional maupun pencarian ke daerah-daerah untuk program beasiswa yang telah dipersiapkannya.
Bukan hanya menjaring potensi muda Indonesia di berbagai daerah, namun, Taufik beserta pelatihnya Mulyo Handoko yang juga ditunjuk sebagai pelatih kepala untuk akademi di THA juga membuka kelas latihan khusus untuk para pebulutangkis profesional dalam dan luar negeri.
"Sudah ada peserta-peserta dari luar negeri yang sudah mencoba, misalnya dari Kanada. Malaysia, Jepang, Ceko, dan dari Indonesia sendiri. Mereka akan kami berikan bukan hanya program-program yang bisa meningkat dan mengembangkan permainan bulutangkis, tapi juga mendorong aspek fisik dan mental sebagai seorang juara seperti Taufik," kata Mulyo.
Untuk program beasiswa usia muda yang dipersiapkannya, menurut Mulyo, dirinya bersama Taufik sudah melakukan talent scounting dengan turun langsung ke beberapa sirkut nasional yang kemarin berjalan.
Dari hasil pemantauannya, pihaknya mengaku telah mendata para pemain-pemain muda yang bisa berlatih dan ditempa di THA.
"Jumlahnya cukup banyak, jadi kita akan melakukan penyaringan terlebih dahulu, mungkin awal tahun depan baru rekrutmen dan masuk ke akademi. Jika dirinya potensial, maka kami akan tawarkan beasiswa penuh untuk dibina serta dikirimkan bertanding di turnamen-turnamen nasional maupun internasional," ujarnya.
Memang, diakui Taufik untuk peningkatan prestasi memang klub lebih efektif dibandingkan hanya sebuah akademi, namun dia menegaskan bahwa tidak akan ada perubahan ke depannya bahwa THA akan menjadi sebuah klub maupun menjadi pelatnas tandingan bagi PB PBSI.
Dirinya yang kini merupakan wakil Ketua klub asal Kota Kembang SGS Elektrik PLN, mengaku bahwa tidak ingin mendua dan tetap akan fokus pada tujuan awalnya yakni pembinaan usia muda.
"Fokus saya adalah pembinaan usai dini. Kami ingin menciptakan talenta muda, namun jika setelah ditempa disini dan hasilnya bagus, kemudian mau diambil Pelatnas ya silakan saja. Karena memang tujuannya itu," kata Taufik.
THA ini mendapatkan apresiasi dari banyak pihak, terlihat dari banyaknya tamu yang hadir mulai dari mantan ketua PB PBSI Sutiyoso, Tri Sutrisno, hingga Ketua PB PBSI saat ini Gita Wirjawan. Bukan hanya pengurus federasi saja yang hadir, namun para atlet dan mantan atlet, bahkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pun hadir untuk mensuport.
Bahkan Ketua Umum SGS Elektrik PLN, Lutfi Hamid yang telah membina Taufik sejak kecil mengaku bangga akan kesuksesan anak asuhnya.
"Dengan adanya THA ini membantu PBSI untuk mencetak ratusan atlet berprestasi kedepan. Harapannya, semoga para atlet bisa menyerap cara berpikir Taufik yakni winning is an attitude, keeping it is a commitment. Mudah-mudahan ke depan kita bisa meningkatkan kejayaan bulutangkis Indonesia hingga dikenang oleh dunia sebagai suatu budaya," kata Gita. (A-161/A-89)***