Bayangkan kalau ada perkelahian antara seorang wanita melawan seorang pria.
Kira kira pasti bisa dipastikan sang pria akan menghajar sang wanita sampai berdarah darah.
Sekarang kembali ke topik.
Bayangkan kalau ada seorang pemain tepokbulu putri yang disarankan untuk memilih jalur ganda campuran sebagai spesialisasinya.
Pasti bayangannya akan menerawang dan memikirkan kencangnya cemesan Tontowi atau pun Liu Cheng.
Betapa sulitnya menentukan pilihan tsb?
Pastinya sang putri akan berpikir: sebaiknya saya memilih ganda putri saja, kan adil, lawan saya semua wanita.
Kalau saya memilih ganda campuran, ibarat Yamaguchi harus melawan Axelsen.
Memang sulit untuk menjadi putri di ganda campuran.
Secara kekuatan pasti kalah dengan putra.
Secara kecepatan pasti kalah dengan putra.
Secara ketahanan juga pasti kalah dengan putra.
Tapi ada faktor mental dan juga faktor akal/strategi/taktik yang bisa dimenangi oleh putri.
Disinilah seorang pelatih harus jeli memilih/mengolah sang putri supaya bisa meladeni kekuatan, kecepatan dan juga ketahanan sang putra.
Sudah rahasia umum kalau ada pemain putri yg berbakat, pilihan pertama adalah bermain tunggal putri, setelah itu ganda putri, baru pilihan terakhir adalah ganda campuran.
Hanya pemain putri yang kuat mentalnya yang bisa berhasil di ganda campuran.
Sang putri harus percaya kalau cemesan kuat pemain putra lawan bisa dikembalikan.
Sang putri harus mau berlatih sekeras pemain putra.
Untuk itu marilah kita apresiasi kalau ada pemain putri yg memilih ganda campuran.
Mereka ini adalah pemberani nan kuat.
Semoga akan muncul pemain putri berbakat yg dari awal langsung memilih ganda campuran.
Ini adalah ciri awal pemain putri yang akan berhasil di ganda campuran.