Results 1 to 4 of 4

Thread: Kumpulan Puisi Chairil Anwar

  1. #1

    Default Kumpulan Puisi Chairil Anwar

    PRAJURIT JAGA MALAM

    Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
    Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
    bermata tajam
    Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
    kepastian
    ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
    Aku suka pada mereka yang berani hidup
    Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
    Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
    Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !

    (1948)
    Siasat,
    Th III, No. 96
    1949

    ===============================================

    MALAM

    Mulai kelam
    belum buntu malam
    kami masih berjaga
    --Thermopylae?-
    - jagal tidak dikenal ? -
    tapi nanti
    sebelum siang membentang
    kami sudah tenggelam hilang

    Zaman Baru,
    No. 11-12
    20-30 Agustus 1957

    ===============================================

    KRAWANG-BEKASI

    Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
    tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
    Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
    terbayang kami maju dan mendegap hati ?

    Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
    Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
    Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
    Kenang, kenanglah kami.

    Kami sudah coba apa yang kami bisa
    Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

    Kami cuma tulang-tulang berserakan
    Tapi adalah kepunyaanmu
    Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan

    Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
    atau tidak untuk apa-apa,
    Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
    Kaulah sekarang yang berkata

    Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
    Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

    Kenang, kenanglah kami
    Teruskan, teruskan jiwa kami
    Menjaga Bung Karno
    menjaga Bung Hatta
    menjaga Bung Sjahrir

    Kami sekarang mayat
    Berikan kami arti
    Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

    Kenang, kenanglah kami
    yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
    Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi

    (1948)
    Brawidjaja,
    Jilid 7, No 16,
    1957

    ===============================================

    DIPONEGORO

    Di masa pembangunan ini
    tuan hidup kembali
    Dan bara kagum menjadi api

    Di depan sekali tuan menanti
    Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
    Pedang di kanan, keris di kiri
    Berselempang semangat yang tak bisa mati.

    MAJU

    Ini barisan tak bergenderang-berpalu
    Kepercayaan tanda menyerbu.

    Sekali berarti
    Sudah itu mati.

    MAJU

    Bagimu Negeri
    Menyediakan api.

    Punah di atas menghamba
    Binasa di atas ditindas
    Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
    Jika hidup harus merasai



    Maju
    Serbu
    Serang
    Terjang

    (Februari 1943)
    Budaya,
    Th III, No. 8
    Agustus 1954
    ===============================================

    sumber => puisi chairil anwar

  2. #2

    Default

    Share trs gan puisinya ganbatte kudasai

  3. #3
    Join Date
    Apr 2017
    Location
    Bekasi Timur
    Posts
    61

    Default

    Pusisinya Wiji Thukul dong gan, share dimari

  4. #4

    Default

    mantap sekali puisinya sobat...
    hanya seorang manusia biasa | pantau | astor.id

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •