Results 1 to 11 of 11

Thread: SGPT tinggi, diapain ya??

  1. #1
    Join Date
    Nov 2009
    Location
    Surabaya, Indonesia
    Posts
    1,742

    Default SGPT tinggi, diapain ya??

    Hai
    sudah hampir 1 tahun terakhir kadar SGPT saya naik turun antara 70-160
    pengobatan yg saya lakukan cuma:
    1. minum extrak temulawak (temulawak diiris trus direbus dgn air) tapi minumnya ga teratur
    2. kadang minum curcuma tablet

    kalo lg ga bultang 2 bulan, bisa turun kadar SGPT nya jadi 70-80:)

    tetapi begitu maen bultang dgn frekuensi seminggu 1x, lsg deh naik kadar SGPT nya jadi 150-160

    any advice??? soalnya udah puyeng nih kalo lama2 gini

    thanks alot n GBU
    Peraturan FTB dan Netiket <== Wajib dibaca
    Posting bermasalah lapor disini <== Jgn terpancing emosi, laporkan postingan bermasalah di sini
    Kritik & Saran <== Tulis Kritik & Saran disini, kritik/saran diluar tempatnya akan kita hapus

  2. #2

    Default

    kalo yg terbaik ya bed rest bos, cuman ane dulu minum kaspul dari sinshe merk nya extract wurenchun.....setelah minum ini kondisi normal semua, padahal pake obat rumah sakit gak turun2

  3. #3
    Join Date
    Nov 2009
    Location
    Surabaya, Indonesia
    Posts
    1,742

    Default

    Quote Originally Posted by Siss View Post
    kalo yg terbaik ya bed rest bos, cuman ane dulu minum kaspul dari sinshe merk nya extract wurenchun.....setelah minum ini kondisi normal semua, padahal pake obat rumah sakit gak turun2
    wah kalo bedrest kok kayake agak ga memungkinkan.....
    pagi jam 7 s/d jam 5 sore dah full kerja, malem jg kadang masih keliling sana sini.......

    googling dulu ah extract wurenchun
    Peraturan FTB dan Netiket <== Wajib dibaca
    Posting bermasalah lapor disini <== Jgn terpancing emosi, laporkan postingan bermasalah di sini
    Kritik & Saran <== Tulis Kritik & Saran disini, kritik/saran diluar tempatnya akan kita hapus

  4. #4
    Join Date
    Apr 2010
    Location
    Jakarta
    Posts
    119

    Lightbulb Nambahin Info deh...

    SGOT-SGPT Sering Bikin Kecele


    Selasa, 11 Juli, 2006 oleh: gmikro
    SGOT-SGPT Sering Bikin Kecele
    Gizi.net - Dalam dunia kesehatan SGOT-SGPT bukanlah istilah baru. Meski begitu masih banyak orang kecele dengan angka-angka yang ditampilkannya.

    Pemilik angka SGOT-SGPT di atas normal dianggap sakit. Sebaliknya, kadar di bawah normal diyakini sehat. Padahal kenyataannya belum tentu begitu.

    "Wah gawat, SGPT gue tinggi! Padahal gue enggak ngerasa sakit apa-apa tuh,” keluh Indra, pelamar kerja yang baru saja melakukan tes kesehatan. Wajahnya gusar, memandangi hasil tes laboratorium. Kegusaran Indra bak mewakili kegusaran banyak orang, yang serta-merta risau ketika tahu kadar SGPT dan SGOT-nya melampaui batas atas normal (BAN).

    SGOT-SGPT merupakan dua enzim transaminase yang dihasilkan terutama oleh sel-sel hati. Bila sel-sel liver rusak, misalnya pada kasus hepatitis atau sirosis, biasanya kadar kedua enzim ini meningkat. Makanya, lewat hasil tes laboratorium, keduanya dianggap memberi gambaran adanya gangguan pada hati.

    Penyimpangan Populasi

    Kembali pada keluhan Indra, apakah SGOT-SGPT yang melampaui BAN memang pertanda awal datangnya malapetaka?

    Jawabannya, belum tentu! SGOT-SGPT yang berada sedikit di atas normal tak selalu menunjukkan seseorang sedang sakit. Bisa saja peningkatan itu terjadi bukan akibat gangguan pada liver. “Kalau kita tes darah sesudah main bola atau kerokan, sangat mungkin SGOT-SGPT kita bakal naik,” kata dr. Rino A. Gani, Sp.PD-KGEH, hepatolog Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

    Kadar SGOT-SGPT juga gampang naik turun. Mungkin saja saat diperiksa, kadarnya sedang tinggi. Namun setelah itu, dia kembali normal. Pada orang lain, mungkin saat diperiksa, kadarnya sedang normal, padahal biasanya justru tinggi. Karena itu, satu kali pemeriksaan saja sebenarnya belum bisa dijadikan dalil untuk membuat kesimpulan.

    Angka BAN pun dibuat berdasarkan statistik. Di dalam statistik selalu ada simpangan baku. Artinya, ada sebagian kecil orang yang memang berbeda dari kebanyakan orang. Menurut American Gastroenterological Association, penyimpangan ini terjadi pada 1- 4% dari populasi. Mereka punya nilai SGOT-SGPT yang sedikit lebih tinggi dari BAN, tapi tidak menunjukkan gejala sakit.

    Berarti, kadar SGOT-SGPT sedikit di atas normal boleh dianggap enteng?

    Jelas tidak! Meski bisa saja sebaliknya, seseorang mengidap sakit liver kronis, walaupun kadar SGOT-SGPT-nya normal. “Sekitar 30% penderita hepatitis C kronis memiliki kadar ALT (SGPT) normal,” ungkap Goerge K. K. Lau, guru besar Department of Medicine, Queen Mary Hospital, University of Hong Kong, di kongres Asian Pacific Association for the Study of Liver (APASL) 2005 di Bali, belum lama ini.

    Sisanya, 40% penderita hanya menunjukkan kenaikan sedikit SGPT di atas BAN. Rino pun sependapat dengan George Lau.

    “Pada sekitar 60 - 70% pasien kami, nilai ALT (SGPT)-nya hanya sekitar 1,3 - 1,5 kali batas atas normal,” ungkapnya. Meski tidak begitu “tinggi” (tak sampai dua kali BAN), mereka ternyata sudah positif terinfeksi virus hepatitis C.

    Tak cuma di hati

    Gangguan hati sendiri bentuknya berjenis-jenis, dengan jumlah penderita tak sedikit. Jumlah pengidap hepatitis C saja sekitar 3% dari populasi. Belum lagi hepatitis A dan B yang jumlahnya jauh lebih banyak. Apalagi jika ditambah dengan perlemakan hati, sirosis, intoksikasi obat, fibrosis hati, dan penyakit lain yang nama-nya jarang kita dengar.

    Penyakit-penyakit tadi umumnya ditandai dengan peningkatan angka SGOT-SGPT. Namun, kedua enzim itu tidak 100% dihasilkan oleh liver. Sebagian kecil juga diproduksi oleh sel otot, jantung, pankreas, dan ginjal. Itu sebabnya, jika sel-sel otot mengalami kerusakan, kadar kedua enzim ini pun meningkat.

    Rusaknya sel-sel otot bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya aktivitas fisik yang berat, luka, trauma, atau bahkan kerokan. Ketika kita mendapat injeksi intra muskular (suntik lewat jaringan otot), sel-sel otot pun bisa mengalami sedikit kerusakan dan meningkatkan kadar enzim transaminase ini. Pendek kata, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kenaikan SGOT-SGPT.

    Dibandingkan dengan SGOT, SGPT lebih spesifik menunjukkan ketidakberesan sel hati, karena SGPT hanya sedikit saja diproduksi oleh sel nonliver. Biasanya, faktor nonliver tidak menaikkan SGOT-SGPT secara drastis. Umumnya, tidak sampai 100% di atas BAN. Misalnya, jika BAN kadar SGPT adalah 65 unit/liter (u/l), kenaikan akibat bermain sepakbola lazimnya tak sampai dua kali lipat.

    Jika kadarnya melampaui dua kali lipat, ini pertanda mulai menyalanya lampu merah yang harus diwaspadai. Jangan “sakit hati” jika dokter curiga kita mengidap sakit hati. BAN sendiri bisa berbeda antarlaboratorium. Jika pernah tes darah di dua laboratorium yang berbeda, dan mendapatkan BAN yang berbeda, Anda tak perlu heran.

    “Batas atas normal tergantung pada reagen dan alat yang digunakan,” jelas Rino. Di rumah sakit tertentu, BAN kadar SGPT bisa 40 u/l, tapi di klinik lain bisa 65 u/l. Ini hanya masalah teknis pemeriksaan. itu sebabnya, kita tak bisa menyatakan tinggi rendahnya SGOT-SGPT dari angka absolut, tetapi dari nilai relatif (dibandingkan dengan BAN).

    Bunuh diri terencana

    Sebagaimana organ lain, hati punya mekanisme pertahanan diri. Ketika diserang virus, ia berusaha melawan. Jika kalah, ia punya dua pilihan: berjuang sampai akhir hayat atau bunuh diri. Pada hepatitis A dan B, hati mengambil pilihan pertama, berjuang sampai mati.

    Begitu sel-sel liver mati, dindingnya jebol. dan akhirnya hati mengalami peradangan. Kondisi ini menyebabkan naiknya kadar SGOT-SGPT di dalam darah. Karena kadarnya meningkat, dokter lebih mudah mendiagnosis.

    Namun pada hepatitis C, urusannya lebih kompleks. Tak semua sel hati merespons kekalahan dengan tetap berjuang sampai mati. Sebagian yang lain bunuh diri secara terencana. Dalam istilah kedokteran itu disebut apotosis (programmed cell death). Acara bunuh diri ini bukan tanpa tujuan. Dengan bunuh diri, sel-sel liver berusaha “membunuh” virus secara tidak langsung.

    Salah satu kelemahan virus yaitu tidak punya mekanisme sendiri dalam berkembang biak. Mereka beranak pinak dengan cara memanfaatkan mekanisme hidup sel makhluk hidup lainnya. Dalam kasus hepatitis, sel yang ditumpangi adalah sel-sel liver. Dengan bunuh diri, sel liver berusaha membuat virus tak bisa berkembang biak.

    Karena bunuh diri, sel-sel hati tidak pecah, tapi menciut. Yang terjadi selanjutnya bukan proses peradangan, melainkan pengerutan. Karena liver tak meradang, kadar SGPT pun tak terpengaruh. Itulah yang menyebabkan penderita hepatitis C bisa memiliki kadar SGPT normal, meskipun sebenarnya ia telah menderita penyakit kronis.

    Itu pula yang membuat dokter harus berulang-ulang membetulkan letak kacamata, karena sulit menegakkan diagnosis.

    Perlu tes lain

    Menurut Rino, SGOT-SGPT hanya menggambarkan tingkat kerusakan sel hati. Kedua enzim lain itu tak bisa menggambarkan tingkat kemampuan sel hati untuk meregenerasi diri. Dalam kondisi normal, sel-sel tubuh memiliki kemampuan regenerasi. Jika rusak, mereka akan menggantinya dengan sel-sel baru. Kemampuan regenerasi inilah yang akan mengimbangi kerusakan sel.

    Hal itulah yang tidak tergambar dari hasil tes SGOT-SGPT. Bisa saja seseorang mengalami kenaikan SGOT-SGPT hingga di atas normal, tapi sebetulnya liver tidak dalam kondisi sakit, karena sel yang telah mati segera diganti oleh sel baru.

    Meski kenaikan SGOT-SGPT bisa disebabkan banyak faktor, Rino menandaskan, peningkatan keduanya harus tetap diwaspadai. Sepanjang masih punya dua mata, kita tak boleh memandangnya dengan sebelah mata. Meski hanya sedikit di atas normal pun, penyebabnya harus ditelusuri, sampai yakin memang tidak ada penyakit yang menyerang. Kadar di atas normal jadi pertanda kita harus mencurigai adanya gangguan pada hati.

    Pada hepatitis C, jika SGPT sampai dua kali lipat dari BAN, para hepatolog sepakat untuk mengambil tindakan terapi. Untuk kasus SGPT normal atau sedikit di atas BAN, terjadi perbedaan mazhab. Mazhab pertama mengharuskan terapi segera. Mazhab kedua, pasien harus dipantau secara ketat sebelum diterapi.

    Selama masa pemantauan itu, pasien harus 4 - 5 kali pergi ke laboratorium untuk menjalani tes fungsi hati tiap 1 - 2 bulan sekali. Tes fungsi hati di sini bukan hanya tes SGOT dan SGPT. Ada banyak komponen kimia darah lain yang perlu diperiksa. Untuk memastikan, dokter perlu melakukan biopsi. Secuplik sampel jaringan diambil dari liver untuk diperiksa lewat mikroskop.

    Jika hasil pemeriksaan menunjukkan nilai normal, pasien boleh sedikit lega hati. Ia hanya perlu kontrol setahun lagi. Namun, jika rangkaian pemeriksaan menunjukkan pasien telah sakit hati, ia harus berbesar hati untuk menjalani terapi.

    bersambung.......

    Sumber : Kompas Cyber Media
    Tanggal : 10 Juli 2006

    *****
    Jumat - BERSIH, Sabtu - HIJAU, Minggu - SEGAR, Senin - .....TIDUR.....

  5. #5
    Join Date
    Apr 2010
    Location
    Jakarta
    Posts
    119

    Lightbulb

    sambungan.....

    Minum Jamu Pun Ada Aturannya

    Sudah menjadi kelaziman di masyarakat kita, salah satu upaya menurunkan SGOT-SGPT dilakukan dengan minum jamu. Menurut Rino, persoalan jamu ini cukup dilematis. Di satu sisi, pasien berhak minum jamu atas kehendak sendiri. Namun di sisi lain, jamu bisa mengganggu interpretasi dokter dalam menegakkan diagnosis.

    Jamu-jamu tertentu memang terbukti bisa menurunkan kadar SGOT-SGPT. Jika kenaikan SGOT-SGPT hanya bersifat sementara, minum jamu tak akan menimbulkan masalah. Problem akan muncul jika kenaikan SGOT-SGPT memang disebabkan oleh penyakit liver yang masih malu-malu untuk membuka identitas. Dalam keadaan itu, jamu bisa menimbulkan efek masking. SGOT-SGPT turun, tapi sebetulnya proses perusakan liver terus terjadi.

    Bila kadar SGOT turun, dokter mungkin akan menganggap pasien sehat-sehat saja. Padahal, mungkin ia telah menderita penyakit kronis. Akibatnya pasien tidak mendapat terapi yang diperlukan. Hal itu akan merugikan si pasien sendiri.

    Jalan tengahnya, Rino menyarankan agar pasien memberi tahu dokter ketika minum jamu. Dengan begitu, proses diagnosis tak terganggu. Selain itu, Rino juga menyarankan pasien mengurangi aktivitas fisik yang berat. Jika ada undangan bermain futsal, misalnya, lupakan saja untuk sementara. *** (Intisari)

    Sumber : Kompas Cyber Media
    Tanggal : 10 Juli 2006
    Jumat - BERSIH, Sabtu - HIJAU, Minggu - SEGAR, Senin - .....TIDUR.....

  6. #6
    Join Date
    Mar 2010
    Posts
    1,596

    Default

    setuju .... minum jamu harus hat-hati karena banyak kasus, jamu-jamu tertentu justru memperparah kondisi tubuh, apalagi terhadap kerja Ginjal jika diminum untuk jangka waktu panjang.

    Sebaiknya bro istirahat atau paling tidak mengurangi kegiatan yang cukup berat supaya organ Hati tidak terlalu berat kerjanya. Seperti saya yang cidera ankle, sudah hampir sebulan jalan terpincang-pincang dan tidak bisa olahraga aerobik, dan menurut dokter sebaiknya tunggu sampai 2-3 bulan supaya cidera ligamennya pulih.

    Jaga kualitas makan bro+minum Mltivitamin. Kalau memang diperlukan coba tambah minum susu protein tinggi. Satu-satunya cara melawan virus adalah dengan memperkuat pertahanan tubuh kita sendiri, dan itu hanya bisa didapatkan dengan istirahat cukup dan makanan bergizi.

    Semoga lekas sembuh bro.

    Oh ya ! ini ada tambahan artikel sedikit mengenai Hati. semoga bermanfaat (nanti kalau ada lagi saya sharing diforum ini) :

    Gejala Penyakit Hati atau Liver

    Definisi

    gejala Penyakit liver adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit-penyakit dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur dan fungsi dari hati.
    Fungsi Hati

    Hati adalah suatu organ penting terletak di kwadran kanan atas abdomen. Dia bertanggung jawab untuk:

    * Menyaring darah
    * Membuat empedu, suatu zat yang membantu pencernaan lemak
    * Memproses dan mengikat lemak pada pengangkutnya (protein) termasuk kolesterol. Gabungan lemak dan protein disebut lipoprotein (Chylomicron, VLDL, LDL, HDL), menyimpan gula dan membantu tubuh untuk mengangkut dan menghemat energi.
    * Membuat protein-protein penting, seperti kebanyakan yang terlibat pada pembekuan darah
    * Memetabolisme banyak obat-obatan seperti barbiturates, sedatives, and amphetamines
    * Menyimpan besi, tembaga, vitamin A dan D, dan beberapa dari vitamin B
    * Membuat protein-protein penting seperti albumin yang mengatur pengakutan cairan didalam darah dan ginjal
    * Membantu mengurai dan mendaurulang sel-sel darah merah Jika hati menjadi radang atau terinfeksi, maka kemampuannya untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini jadi melemah. Penyakit hati dan infeksi-infeksi adalah disebabkan oleh suatu kondisi yang bervariasi termasuk infeksi virus, serangan bakteri, dan perubahan kimia atau fisik didalam tubuh. Penyebab yang paling umum dari kerusakan hati adalah kurang gizi (malnutrition), terutama yang terjadi dengan kecanduan alkohol.

    Gejala – gejala penyakit hati mungkin akut, terjadi tiba-tiba, atau kronis, berkembang perlahan melalui suatu periode waktu yang lama. Penyakit hati kronis adalah jauh lebih umum dari pada yang akut. Angka dari penyakit hati kronis dari laki-laki adalah dua kali lebih tinggi dari wanita. Penyakit hati dapat menjangkau dari ringan sampai berat tergantung dari tipe penyakit yang hadir.

    Tanda dan Gejala Penyakit liver

    Gejala-gejala sebagian tergantung dari tipe dan jangkaun penyakit hatinya. Pada banyak kasus, mungkin tidak terdapat gejala. Tanda-tanda dan gejala – gejala yang umum pada sejumlah tipe-tipe berbeda dari penyakit hati termasuk:

    * Jaundice atau kekuningan kulit
    * Urin yang coklat seperti teh
    * Mual
    * Hilang selera makan
    * Kehilangan atau kenaikan berat tubuh yang abnormal
    * Muntah
    * Diare
    * Warna tinja (feces)yang pucat
    * Nyeri abdomen (perut) pada bagian kanan atas perut
    * Tidak enak badan (malaise) atau perasaan sakit yang kabur
    * Gatal-gatal
    * Varises (pembesaran pembuluh vena)
    * Kelelahan
    * Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)
    * Demam ringan
    * Sakit otot-otot
    * Libido berkurang (gairah sex berkurang)
    * Depresi

    Suatu bentuk parah yang jarang dari infeksi hati disebut acute fulminant hepatitis, menyebabkan gagal hati. Gejala – gejala dari gagal hati termasuk:

    * Aplastic anemia, suatu keadaan dimana sumsum tulang (bone marrow) tidak dapat membuat sel-sel darah
    * Ascites, terkumpulnya cairan didalam abdomen
    * Edema atau bengkak dibawah kulit
    * Encephalopathy, kelainan yang mempengaruhi fungsi-fungsi otak
    * Hati yang membesar dan perih (sakit)
    * Limpa membesar
    * Perubahan dalam status mental atau tingkat kesadaran
    * Rentan terhadap perdarahan

    Penyebab dan Risiko Penyakit

    Penyakit hati dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang bervariasi. Penyebab-penyebabnya termasuk:

    * Kerusakan-kerusakan bawaan sejak lahir atau kelainan-kelainan hati yang hadir pada kelahiran
    * Kelainan-kelainan metabolisme atau kerusakan dalam proses dasar tubuh
    * Infeksi-infeksi virus atau bakteri
    * Alkohol atau keracunan oleh racun
    * Obat-obat terentu yang merupakan racun bagi hati
    * Kekurangan Gizi (nutrisi)
    * Trauma atau luka

    Penyakit-penyakit hati yang kemungkinan besar terjadi pada anak-anak termasuk:

    * Alagille’s syndrome, suatu kondisi dimana saluran empedu menyempit dan memburuk, terutama pada tahun pertama kehidupan
    * Alpha 1- antitrypsin deficiency, suatu penyakit hati genetik pada anak yang dapat menuju ke hepatitis dan sirosis hati
    * Biliary atresia, suatu kondis dimana saluran empedu yang terbentang dari hati ke usus halus adalah terlalu kecil penampangnya atau sama sekali tidak ada
    * Galactosemia, suatu penyakit keturunan dimana tubuh tidak dapat mentoleransi gula-gula tertentu didalam susu. Gula-gula ini dapat memperluas, menyebabkan kerusakan yang serius terhadap hati dan organ-organ lainnya dari tubuh.
    * Hemorrhagic telangiectasia, suatu kondisi dimana pembuluh darah yang tipis mengizinkan perdarahan yang mudah dan sering dari kulit dan saluran pencernaan
    * Hepatitis aktif kronis, suatu peradangan hati yang menyebabkan luka yang meninggalkan parut dan gangguan fungsi hati
    * Kanker hati, yang dapat berasal dari kanker pada bagian tubuh lainnya yang telah menyebar ke hati
    * Neonatal hepatitis, adalah hepatitis pada bayi baru lahir yang terjadi pada beberapa bulan pertama kelahiran
    * Reye’s syndrome, suatu kondisi yang menyebabkan meluasnya lemak di hati.

  7. #7
    Join Date
    Jun 2010
    Location
    west borneo
    Posts
    64

    Default

    salam kenal, kebetulan saya bergerak di bidang medis. saran saya untuk om sifu adalah mencari penyebab kenaikan SGPT tsb dgn cara pemeriksaan lab fungsi hati yg lengkap dan pemeriksaan ultrasonografi abdomen. setelah diketemukan penyebabnya maka tinggal diberikan terapi yg sesuai.
    salam tepokbulu.

  8. #8
    Join Date
    Dec 2009
    Location
    di pangkuan ibu pertiwi..
    Posts
    12

    Default

    iya denger2 musti di usg, cek hepatitis di darah..
    katanya ada kemungkinan perlemakan hati dan hepatitis...

  9. #9
    Join Date
    Nov 2009
    Location
    Surabaya, Indonesia
    Posts
    1,742

    Default

    minum obat china, diksh tau ama momod hansip, setelah 1 bulan minum, kadar sgpt sgot kembali ke ambang normal, tapi 1 bulan setelahnya (ga minum lg) mulai beranjak naek lagi,.......
    Peraturan FTB dan Netiket <== Wajib dibaca
    Posting bermasalah lapor disini <== Jgn terpancing emosi, laporkan postingan bermasalah di sini
    Kritik & Saran <== Tulis Kritik & Saran disini, kritik/saran diluar tempatnya akan kita hapus

  10. #10
    Join Date
    Nov 2010
    Location
    Kupang
    Posts
    39

    Default meniran

    bro sifu, coba konsultasi ke rsud dr soetomo, klinik POTI (Poli Obat tradisional indonesia) ketemu sama dr senior saya lupa namanya...ntar dikasih obat2 seperti meniran,dll...coba aja dech bro..semoga cepat sembuh..(*coba googling "meniran")

    "Hati yang gembira..adalah Obat"

    salam tepok bulu

    GBU

  11. #11
    Join Date
    Nov 2009
    Location
    Surabaya, Indonesia
    Posts
    1,742

    Default

    Quote Originally Posted by ferary007 View Post
    bro sifu, coba konsultasi ke rsud dr soetomo, klinik POTI (Poli Obat tradisional indonesia) ketemu sama dr senior saya lupa namanya...ntar dikasih obat2 seperti meniran,dll...coba aja dech bro..semoga cepat sembuh..(*coba googling "meniran")

    "Hati yang gembira..adalah Obat"

    salam tepok bulu

    GBU
    thanks advice nya bro
    Peraturan FTB dan Netiket <== Wajib dibaca
    Posting bermasalah lapor disini <== Jgn terpancing emosi, laporkan postingan bermasalah di sini
    Kritik & Saran <== Tulis Kritik & Saran disini, kritik/saran diluar tempatnya akan kita hapus

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •