Quote Originally Posted by azis View Post
Mestinya ada titik optimumnya, dan tiap pemain beda-beda. Kalau rumus energi itu kan macem-macem. Kalau kecepatan yang dominan maka energi kinetik dari dari raket yang akan dominan dan komponen rumusnya ada kecepatan yang di kuadratkan. Sebaliknya kalau kecepetan ayun rendah mestinya cuma bisa dioptimasi lewat massa dari raket.

Ibaratnya gini, besar mana energinya antara bola sepak (lebih berat) di tendang dengan kecepatan 37 km/jam (rekor tendanganya Arjan Robben ini) dengan peluru yang di lempar dengan kecepatan 37 km/jam ?. Cerita jadi lain kalau pelurunya di tembakkan dengan kecepatan 1 km / detik.

Ingat juga bahwa ada juga konversi ke kecepatan jika raket di kedut : di sentak, lalu di tahan, shaft melengkung karena di tahan, lalu shaft dengan kecepatan tinggi menghajar cock.

buat saya yang ga kuat swing pakai wrist,
kalo mau mukul kenceng berarti mengandalkan berat raket dan bp tinggi ya.